Selain proses tempering, jenis proses yang menarik dan sering dipakai diindustri kaca adalah proses laminating. Lebih sering dikenal dengan kaca laminated, namun pada kenyataannya, sebenarnya kaca tersebut adalah hasil proses yang menggabungkan 2 kaca menjadi 1 bagian dengan interlayer film ditengahnya sehingga berfungsi sebagai kaca pengaman atau safety glass atau bahkan bisa kita buat kaca fabric. Pada artikel kali ini, kita akan membahas dua jenis kaca laminated yang biasa dipakai diindustri arsitektur dan interior design.
Kaca Laminated EVA
Sedangkan jenis proses laminating yang lebih sering digunakan di industri interior adalah dengan menggunakan metode EVA. Mirip dengan metode PVB, penamaan metode EVA diadopsi karena menggunakan material EVA (Ethylene-Vinly Acetate) sebagai material interlayernya. Berbeda dengan material PVB, interlayer film EVA memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi, sehingga bisa menyelipkan material-material “insertion” unik didalam piece kaca yang akan dilaminasi. Pada umumnya, metode EVA sering dipakai untuk aplikasi kaca interior seperti kaca fabric atau kaca laminated fabric, kertas, atau bahkan kaca smart glass. Kaca ini populer dengan disebut kaca laminated kain.
Kaca Laminated PVB
Jenis proses kaca laminating yang paling umum digunakan di industri arsitektur adalah dengan menggunakan metode PVB. Metode ini dinamakan dengan metode PVB karena menggunakan material PVB (Poly Vinyl Butyral) sebagai material interlayer untuk menempelkan dua piece kaca menjadi satu. Pada umumnya, metode PVB sering dipakai untuk aplikasi kaca exterior, contohnya seperti menggabungkan kaca reflektif dengan kaca kaca polos menjadi satu kesatuan.
Jikalau ada pertanyaan lebih lanjut mengenai kaca laminated, kalian bisa segera berdiskusi juga ke toko kaca dan atau distributor official dari Himalaya Abadi, yakni Glassmart.